Pendahuluan
Penyakit radang paru (Pneumonia) disebabkan oleh kuman Legionella Pneumophila, yang sering disebut Legionellosis.
Pertama kali mendapati perhatian para pakar kesehatan setelah terjadi wabah pada peserta pertemuan Legion (pasukan) tentara Amerika di salah satu hotel di Philadelphia tahun 1976.Pada kejadian wabah ini dilaporkan 182 penderita radang paru, 29 orang di antaranya meninggal dunia (Case fatality Rate 15,9 %).
Angka kematian Legionellosis yang terdapat di masyarakat dan tidak dirawat di rumah sakit, atau pada orang-orang yang menderita penyakit dengan kekebalan tubuh turun, bisa lebih tinggi dari 15%.2,3,4
Gejala Klinis Infeksi Bakteri Legionella
1. Pneumonia dengan/tanpa kelainan di luar paru, seperti pericarditis,hepatic abces,rectal abces,endocarditis, dan peritonitis, atau luka di kulit yang terinfeksi oleh kuman Legionella.
2. Demam mirip sakit flu (disebut demam Pontiac)
3. Tanpa gejala.
Kejadian infeksi Legionella
Salah satu publikasi dari Singapura pada tahun 1997 melaporkan ditemukannya 43 penderita Legionellosis pneumonia, 4 di antaranya meninggal (CFR 9,3%).Pada sero survei, ditemukan sekitar 25% penduduk sudah terpapar kuman Legionella dengan titer zat anti 1/32.5 Angka kematian akibat Legionellosis yang terdapat di masyarakat dan tidak dirawat diperkirakan lebih tinggi, sampai 15%.
Suatu survei pendahuluan yang dilakukan di hotel-hotel di Jakarta dan Bali oleh Prof.Dr.dr. Agus Syachrurachman menemukan 20% air menara pendingin (cooling tower) mengandung kuman Legionella dari berbagai spesies, dan 90% petugas pengelola cooling tower sudah pernah terinfeksi kuman tersebut.
Di Amerika, di mana system sanitasi sudah baik, jumlah penderita Legionellosis mencapai 23.000/tahun.
Diagnosis Legionella
1. Pewarnaan sediaan untuk pemeriksaan mokroskopis dari biakan, yang paling sederhana adalah pewarnaan Gram Kuman bentuk batang, Gram negatif, ukuran panjang 2-50 um, lebar 0,5-1 um.
Selain pewarnaan Gram, pewarnaan lain untuk pemeriksaan mikroskopis adalah pewarnaan Diff-Quik, pewarnaan Giemsa, pewarnaan Dieterle
2. Pemeriksaan serologi untuk mendeteksi zat antilehionella
Sampel darah vena penderita tersangka Legionellosis sebanyak 10 cc, pemeriksaan serum darah dilakukan dengan cara Direct Fluorescent Antibody (DFA). Untuk pemeriksaan serologi, sampel darah dimasukkan dalam botol steril dan tertutup rapat. Kemudian darah disentrifuge, dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan bakteri dan pembiakan. Pemeriksaan serum darah dilakukan dengan cara Direct fluorescent Antibody (DFA), dan pemeriksaan dengan cara fluorescence isothiocyanat (FITC juga dapat dilakukan untuk mendeteksi grup L.pneumophilia secara serologi atau dengan cara enzim linkage,
imunoabsorben Assay (ELISA).
3. Pemeriksaan serologi untuk deteksi antigen
Bahan yang diperiksa : urine tersangka penderita Legionellosis.
4. Pemeriksaan DNA probe
Kit pemeriksaansudah tersedia di pasaran, dan berguna untuk mendeteksi semua grup Legionella. Bahan pemeriksaan : darah sebanyak 10cc.
Pengumpulan,penyimpanan dan transportasi spesimen
Spesimen harus segera diproses di laboratorium.Bila memerlukan waktu lama, misalnya lebih dari 2 jam, spesimen disimpan dalam suhu dingin (5o C). Kalau waktu perjalanan ke laboratorium lebih lama, misalnya 24-48 jam, spesimen lebih baik dibekukan.
Memperkirakan Diagnosis Legionellosis pneumophilla 4
1. Tersangka biasanya mengalami gangguan sistem kekebalan, perokok atau menderita penyakit yang kronis.
2. Ada dahak sedikit, disertai keluhan sakit dada mirip plueritis.Penampilan seperti pasien toxic (sakit berat).
3. Pada photo thorax tampak bercak-bercak infiltrat , yang mungkin disertai gambaran penyembuhan (konsolidasi) yang terlihat di beberapa lobus paru.
4. Pada pemeriksaan sputum degan pewarnaan gram, terlihat beberapa sel leukosit jenis polimorph, meskipun tidak terlihat mikroorganisme.
5. Kadang-kadang menimbulkan infeksi nosokomial,
atau kadang-kadang menjadi wabah.
Pengobatan 4
Obat yang paling tepat pada penderita Legionellosis pneumonia adalah Erythromisin 2-4 gr/hari selama 4-21 hari.1,3,4,5 Bisa juga Rifampisin 2 x 300 mg/hari digabung dengan pemberian Erythromisin, terutama pada penderita yang mengalami penurunan sistem imunitas, sperti pada penderita infeksi HIV.
Pencegahan
Cooling tower sebaiknya dikeringkan bila sedang digunakan, atau dibersihkan secara berkala. Karena lumut-lumut yang menempel pada dinding pipa atau bejana merupakan tempat berkembang biak bakteri Legionella yang baik.
Perlu mengetahui sumber-sumber Legionella di rumah sakit, untuk menghindari kemungkinan infeksi nosokomial.
Bila menemukan kasus Legionellosis, perlu mencari kasus lain di sekitar penderita misalnya anggota keluarga serumah, untuk mencari kemungkinan sumber bakteri. Kalau menemukan sumber bakteri Legionella berupa air tempat hidup kuman diberi kaporit, atau sumber air dipanaskan ( 50oC/1220F).6
Buangan Limbah
Meskipun penderita akibat penularan langsung dari biakan laboratorium belum pernah dilaporkan, sisa
buangan laboratorium harus diolah dulu (misalkan dipanaskan pada suhu 500C/1220F atau dikaporitisasi) baru dibuang ke saluran air umum.6
SUMBER : Majalah Kesehatan Nomor 165
Enil Rawatina Purba
Sabtu, 30 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar